Halaman:ADH 0008 A. Damhoeri - Pengawal Tambang Emas.pdf/32

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

28

5. ME MATA-MATAI TAMBANG EMAS.

S I B A R A N I sampai di Bukit Indo Jawo kira-kira waktu lohor. Disana ia berhenti dan memusatkan pikirannya. Kemudian ber kemas-kemas untuk memasuki daerah 'musuh'. Dari sana ke daerah Tambang ada kira-kira satu jam perjalanan lagi. Tetapi ia akan mengambil jalan memutar sehingga seolah-olah ia datang dari daerah Kampar Kiri (Riau). Hal itu dengan gampang dilakukannya sebab ia kenal betul dengan semua liku dan kelok jalan-jalan setapak dalam hutan itu. Barang-barang yang mencurigakan atau tak berguna disembunyikannya dekat Bukit itu. Kemudian baru ia mengambil jalan memutar dan kemudian memasuki daerah Tambang. Setelah menyeberangi sebuah anak air yang bernama Sungai Terok ia sudah sampai di daerah tambang emas itu. Ia menelusuri Air Sirah yaitu sungai kecil yang mengalir dari daerah tambang itu. Sungai Sirah itu mengalir dan masuk kedalam batang Subayang. Batang Subayang terus mengaliri daerah itu dan sampai ke daerah Kampar Kiri.

Makin lama ia semakin dekat ke daerah yang ditujunya. Dadanya gedebak gedebur. Bermacam-macam perasaan menyelinapi dirinya. Akhirnya ia melihat beberapa orang laki-laki sedang bekerja di daerah pertambangan itu. Entah apa kerjanya belum jelas oleh Sibarani. Diatas sebuah batu dibawah sebatang kayu duduklah ia dan berbuat seakan-akan sedang dalam perjalanan yang amat jauh dan melelahkan. Ia melihat juga kearah orang-orang yang sedang bekerja itu. Dalam hatinya: Tentulah itu orang-orang Mungo itu yang sedang bekerja keras menggali dan mengeluarkan harta kekayaan dan dibawanya ke desanya. Ah, benar-benar menyakitkan!

Tidak lama Sibarani berhenti disana sebab tahu-tahu sudah datang saja dua orang kesana. Dalam tangannya dipegangnya sebuah kuali. Yang seorang tidak membawa apa-apa. Hanya dipinggangnya terkuntal kantil sebuah parang. Keduanya mendekati Sibarani dan seorang mulai bertanya:

"Hai, sanak dari mana?"

Sibarani melihat wajah-wajah orang itu lalu menjawab:

"Saya datang dari Silukah, dan tempat ini dimana?"