Halaman:ADH 0008 A. Damhoeri - Pengawal Tambang Emas.pdf/25

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

- 21 -

"Nah Barani! Kamu sebagai penduduk asli disini dan mempunyai perhatian terhadap penambangan emas ini harus berusaha sekuat-kuatnya. Atau perlukah orang bermata biru berkulit putih itu dtang kembali kesini dan mengusahakan penggaliannya kemudian membawa hsilnya kenegerinya?"

Sibarani dengan penuh perhatian mengikuti ceramah atau uraian abangnya tentang soal emas itu. Gayanya tak ubahnya sebagai eseorang yang amat ahli dalam bidang itu. Bertambah Yakinlah Sibarani bahwa dengan bantuan pikiran dan saran-saran dari abangnya usaha mereka akan berhasil.

"Mungkin abang sudah bertarak dalm hutan ini dan dikunjungi oleh jihin atau orang-orang halus yang memeri bermacam ilmu kepada abangnya.

Sibarani percaya bilamana tambang itu diusahakan walau dengan cara primitif akan dapat juga mengeluarkan asil. Sebab pada zaman dahulu ninik moyang sudah pandai mengusahakannya dan bagaimana kita zaman sekarang tidak mungkin? Padahal alat perlengkapan kita jauh lebih cukup dari mereka. Hanya kini sampai pada acara tunggal: - Bagaimana caranya menyingkirkan Orang-orang Mungo itu dari daerah tambang itu?- Hal itu ditekankannya kepada abangnya. Tu' Atin mengeluarkan pendapatnya:

"Tu' Layau bukankah sudah mengatakan bahwa akan dicoba dengan cara menakut-nakuti mereka. Satu rencana yang bagus juga asal kena batunya......" Tu' Atin berdiam diri sejurus dan menggulung sebatang udut daun enau sebagai akan membuka pikiran.

" Tetapi untuk membantumu atau menambah bahan-bahan yang sudah ada padamu saya akan memberi pula ebuah saran atau bantuan bagaimaa caranya mengusir mereka. Nanti akan saya katakan kepadamu, Dan saya kira rencana saya ini cukup mantap juga dan akan memawa hasil. Karena Tu' Layau itu termasuk keluarga kita juga apalagi kamu ada pula bersama-gama mereka. Tetapi awassss Barani. Cara ini bersifat rahasia, hanya kau e sendiri yang tahu. Teman-temanmu juga tak usah tahu.

Bila rencana saya ini kamu jalankan dengan sebaik-baiknya saya kira mereka akan meninggalkan daerah itu sebagai menjauhi sebuah tempat dimana sedang berjngkit penyakit menular seperti penyakit sampar misalnya."

Hati Sibarani menggeletek ingin segera tahu apakah rencana abangnya itu. Sebelum ia mendengar ia sudah percaya bahwa rencana itu akan berhasil Sukses. Mungkin belum tiba saatnya dan Sibarani tak berani mendesaknya,

Dalam pada itu malam semakin larut.