Halaman:ADH 0008 A. Damhoeri - Pengawal Tambang Emas.pdf/24

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

- 20-

ini amat kaya. Asal pandai menggaliinya kita tentu dapat menikmati kekayaan itu. banyak daerah kita yang terkenal karena masnya. Dahulu hanya bangsa asing saja yang mamapu menggalinya, atau katalah bangsa penjajah.

Coba kamu bayangkan: dalam tanah ulayat si Layau itu terpendam emas yakni kekayaan yang tidak ternilai harganya. Jika dia pandai menggalinya dia dengan keturunannya tentu akan senang seumur hidupnya. Sebab itulah kita harus menyerahkan anak- anak kita bersekolah sampai sekolah tinggi. Kalau ada orang kita yang jadi insinyur pertambangan tentu ia tahu caranya bagaimana menggali harta kekayaan yang terpendam dalam bukit tambang itu. Tetapi itu untuk masa mendatang. Dan sekarang orang Mungo itu sudah menggali harta kekayaan itu. mereka tidak salah sebab mereka tentu sudah mengetahui dan mencari lalu membawa orang yang ahli pertambangan kesana."

" Jadilah uwan," tukas Sibarani, " pikiran saya masih kepada induk emas tadi juga. Bisakah induk emas itu ditangkap atau dikuasai?"

"Kalau tahu caranya dan jika cukup berani ya bisa saja. Kalau kau bisa melumpuhkan induk emas itu dan kau bawa pulang maka kamu akan menjadi jutawan. Entah berapa kilo beratnya emas itu, kupikir hampir seratus kilo. Jadi kau arus mengintip dia dipinggir sungai dimana dia sering kelihatan menampakkan diri. lalu kau tangkap dan kau bawa pulang. Dia Takkan melawan sebab dia hanya sebungkah emas murni. Namun dia bisa melayang-layang kesana kemari.

"Sudah pernahkah ada orang yang menangkapnya, wan?"

"Setahuku belum pernah. Tetapu kalau yang pernah melihat sudah banyak. Bagi kita yang perlu ialah bahwa induk emas itu menunjukkan dimana anak-anaknya berada. Disanalah kita berusaha untuk menggali emas itu. Hanya bagi kita bagaimana cara penggalinya itu. cara sederhanakah atau engan seorang modern. Biayanya tentu berbeda pula. Tetapi saya rasa sama saja. Ninik moyang kita zaman dahulu mengusahakan penggalian emas itu dengan secara sederhana saja tetapi dapat dilihat hasilnya. Kabarnya pada masa dahulu berkilo-kilo emas yang dikirim ke Malaka dari daerah Kampar Kiri. Emas itu ditampung oleh saudagar bangsa penjajah: Portugis atau Belanda. Nah, dari mana datangnya emas Kampar Kiri Itu? Ialah dari daerah kita ini. Bukankah daerah kita ini teramat kaya?"