Halaman:ADH 0008 A. Damhoeri - Pengawal Tambang Emas.pdf/21

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

- 17 -

Sibarani tak menjawab lari, sudah ada harapan melihat jalan keluar.

Sesudah makan Tu' Atin makan bersama diknya ia lalu masuk ke ladangnya untuk bersiang disana sini yang masih ada siangan. Sibarani ikut membantu abangnya sebagai basa basi atau melengah-lengah hari menjelang malam.

Keheranan Sibarani masih tetap memuncak melihat bersih ladang itu. Dalam pikirannya tak mungkin pekerjaan itu dilakukan oleh abangnya sendiri. Tentu ada tenaga dari yang lain.

Kemudian di pojok ladang sebelah diluar Sibarani melihat sampah-sampah daun rotan dan manau bertimbun-timbun. Bila pula abangnya sempat ke hutan akan mencari rotan dan manau sebanyak itu, Dalam taksirannya sampah manau dan rotan itu takkan kurang dari dua belas kebat.

"Ilmu apakah yang dimiliki oleh uwanku sekarang?" pikir Sibarani. Tetapi ia tidak bertanya apa-apa kepada abangnya. Kuatir kalau-kalau kurang menyenangkan hati abangnya. Dan ia arus bersabar menunggu hari malam.

.///.