dikuburkan di laut. Untuk menggantikan serang yang meninggal itu nakoda mengusulkan Tenggang menjadi penggantinya.
Memang tak ada seorang pun yang sanggup dan layak menggantikan serang. Tenggang sudah menjadi serang pula . Jabatan itu dipegangnya sebaik-baiknya. Ia sangat cakap dan cocok sekali memangku jabatan itu.
Setelah lima bulan dalam pelayaran Elang Segara pulang kembali ke kandangnya di Labuhan Puri. Seperti dulu kapal penuh sarat memuat barang-barang berharga mahal yang dibeli di berbagai negeri dan pelabuhan. Keuntungan yang berlipat ganda pasti akan diterima pula oleh saudagar Biram.
Tenggang tak melupakan pesan Puspa Sari. Dibawakannya pelbagai benda-benda mahal dan indah-indah yang dibelinya di pelabuhan-pelabuhan yang disinggahinya. Bukan main sukanya putri saudagar Biram menerima oleh-oleh itu. Tambahan lagi Tenggang sudah naik pula pangkatnya. Pergi jadi tandil, pulang jadi serang. Satu kenaikan pangkat yang istimewa juga.
Sudah setahun pula berlalu. Tenggang tak dapat dipisahkan lagi dengan Elang Segara. Nakoda Jaya dan saudagar Biram teramat sayang kepadanya.
Suatu hari Nakoda Jaya memanggil Tenggang. Ia berkata kepada Tenggang, "Anakku Tenggang! Sudah sekian tahun kami bergaul dengan engkau. Tentang kerajinan dan kecakapanmu tak usah disangsikan lagi. Maka kami sudah bermupakat dan mulai hari ini bapak takkan pergi berlayar lagi. Bapak sudah ingin bersenang-senang saja lagi sambil membuat ibadat. Mupakat kami itu juga memutuskan bahwa sebagai pengganti bapak, anakkulah kami tetapkan menjadi nakoda memimpin kapal Elang Segara. Tetapi kapal Elang Segara sudah tua pula. Sudah harus pensiun pula seperti bapak. Saudagar Biram sudah membuat sebuah kapal yang baru . Lebih besar dan lebih kuat dari Elang Segara yang lama. Jadi kapalnya baru dan nakodanya baru ...."
25