Halaman:ADH 0006 A. Damhoeri - Nakoda Tenggang.pdf/18

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

bila teringat si Bulan. Si Bulan yang sudah menjadi istri Embeh Tembaga. Tetapi lekas pula hilangnya disebabkan kesibukan dalam pekerjaannya.

Nakoda Ranjaya sayang pula kepadanya. Sehingga Tenggang tidak dianggapnya anak buahnya, tetapi sudah sebagai anak angkatnya. Dari orang tua yang arif budiman dan ahli pelayaran inilah Tenggang banyak sekali mendapat pelajaran. Nakoda Ranjaya sudah berpengalaman selama 30 tahun di laut.

Dalam pada itu Elang Segara yang bermakna elang laut berlayar juga dari satu pelabuhan ke pelabuhan yang lain. Di pelabuhan ini dimuat beberapa jenis barang-barang dan diantarkan ke pelabuhan yang lain. Di sana dimuat pula dengan bandela yang asing pula. Banyak sudah Tenggang menyinggahi beberapa pelabuhan. Semakin bertambah luas pemandangannya bertambah banyak juga pengalamannya. Sehingga tak seorang pun yang menyangka lagi bahwa pemuda pelaut ini asalnya dari suku Sakai bangsa yang masih setengah biadab di hutan belantara tanah Semenanjung.

Suatu hari berkatalah Nakoda Jaya, ’’Anakku Tenggang! Dalam beberapa hari lagi, kapal kita akan sampai ke Labuhan Puri . Disanalah pangkalan kapal kita. Dan di situ jugalah tinggalnya yang punya kapal kita ini, namanya: Saudagar Biram. Ia kaya sekali dan diam dalam sebuah gedung yang besar dan amat indah . Kita akan beristirahat agak lama di Labuhan Puri. Kapal kita akan diperbaiki dahulu mana-mana yang rusak. Kemudian baru kita berlayar pula kembali. Mungkin kita akan berada di darat sebulan lebih.”

Si Tenggang merasa gembira. Tetapi bercampur juga dengan sedih. Entah di belahan bumi mana dia sekarang berada. Ia pun teringat dengan teman-temannya: Si Sirih, Akoi, Keledek, Lepan, dan lain-lainnya. Juga ia teringat dengan kedua orang tuanya: Pak Talang dan Ibu Deruma. Bagaimanakah mereka sekarang? Dan juga dia terkenang dengan si Bulan. Masih ingatkah ia kepadanya?

16