Halaman:ADH 0005 A. Damhoeri - Misteri Rimba Mangkisi.pdf/56

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

- 52 -

Tu' Atin membuat cerobong dengan kedua telapak tangannya lalu berteriak membalas suara lengkingan itu seperti yang dilakukan Mandugo beberapa malam yeng lewat. Hanya satu kali saja sudah kelihatan tanda-tandanya bahwa tamu itu akan datang.

Dari rerimbunnya pohon-pohon dan semak belukar muncul suatu sosok tubuh bentuk manusia tetapi punya postur vang luar biasa. Menurut taksiran Tu' Atin lebih dari dua depa manusia dewasa tingginya. Hitam legam karena diselimuti malam. Tak berapa beda dengan tinggi pondoknya. Kemudian ia bertinggung mukanya tepat menghadap ke tingkap pondok. Bau amis menusuk hidung Tu' Atin tetapi dia diam-diam saja.

" Sanak dari Solok Jelatang?" Tu' Atin mulai bertanya.

" Lok... Tang...." jawabnya. Pembicaraan manusia ia mengerti tetapi ia bercakap hanya sepotong-sepotong saja.

" Tuuu' Lok Tang ....tarimo kasi....yaaaaa...." kata Tu' Atin. Terdengar suara antara mendengus dan tertawa, namun agak menakutkan.

" Tuuu' sendiri atau dua orang?" tanya Tu' Atin.

" Duwoo,....," jawabnya.

" Tuuu' mau tembakau?"

" 'Uuuuh,..." jawabnya pula, Tu' Atin bertambah serius. Ketakutannya tak ada lagi. Malahan ia ingin agak berlama-lama dengan raksasa itu.

Tu' Atin mengunjukkan beberapa batang udut sitaka yang sudah digulungnya dan sejemput tembakau. Sebatang rokok itu dikembalikannya kepada Tu' Atin.

" Mau api?" tanya Tu' Atin.

" 'Uuuuh,...." Tut( Atin membakar rokok itu dan memberikan kembali kepada tamunya. Diam sejenak.

" Nak tan,....nak nau...?" ia bertanya pula pada Tu' Atin. Maksudnya apakah Tu' Atin mau rotan atau manau.

" Cukup sanak," jawab Tu' Atin, " kalau mau tolong siang ladang ini, yaaaa?" Tu' Atin menunjuk kesekitar ladangnya.

" 'Uuuh,..." jawabnya, ia berdiri dan dalam tempoh beberapa detik saja ia sudab bilang dalam kelompok rimba itu, Walau badannya besar tetapi gerakannya amat gesit.

PAGI besoknya Tu' Atin sudah bangun. Ia akan mengambil udhuk ke Pancuran. Lalu dilihatnya ladangnya, Astaga! Apa yang terjadi?