Halaman:ADH 0005 A. Damhoeri - Misteri Rimba Mangkisi.pdf/48

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

- 44 -

Suara itu rasanya menggema keseluruh hutan dan tertumbuk ke tebing-tebing terjal dalam hutan itu. Walau suara itu biasa didengar Tu' Atin tetapi kali itu timbul takutnya, entah sebab apa. Rasanya suara lengkingan itu menjalar keseluruh hutan rimba belantara itu. Semua makhluk bernyawa dalam hutan itu akan terkejut dibuatnya. Kata orang suara itu berpitunang. Bulu tengkuk Tu' Atin raganya berdiri dan badannya panas-panas dingin.

Penduduk desa yang biasa merimba tak heran: berteriak demikian pada malam hari, Sebab kepercayaan mereka suara itu akan mengundang orang bunian atau lain-lainnya diluar dunia manusia.

Tidak berapa lamanya Tu' Atin sebagai mendengar ada langkah-langkah berat mendekati pondoknya dan kemudian berhenti dihalaman. Ia mencoba melihat keluar tetapi malam terlalu gelap. Ia hanya dapat mendengar suara-suara yang berlain dari yang biasa, Pendengarannya yang sudah peka selama tinggal di hutan itu dapat membedakannya.

Mandugo menjulurkan kepalanya sedikit keluar tingkap dan kemudian membuat corong dengan telapak tangannya yang berfungsi sebagai mikropon.

" Tuuu'.....serunya, Dihalaman terdengar suara mendengus sebagai orang keletihan.

" Tuuu' solok dimano?" tanya Mandugo pula.

" Lok tang,....." terdengar suara yang berat dan sengau, Tu' Atin tahu bahwa Urang Gadang itu sudah datang. Dan ini bukan mimpi atau khayalan tetapi yang sebenarnya. Hanya dia tidak tahu berapa benar tingginya, Kemudian Tu' Atin tahu bahwa yang dikatakan Urang Gadang itu ialah: ' Solok Jelateng'. Mereka berbicara pandainya hanya satu satu patah kata saja. Tetapi dia tahu nama-nama tempat yang đinamakan oleh penduduk kampung.

" Aku ...Mandugo, Tuo Hutan,...." kata Mandugo pula. " Dan ini kawanku Tu' Atin, dia yang punya ladang ini......"

" 'uuuuh,..." terdengar pula suara berat diluar. Rupanya ia mengerti maksudnya.

" Tuuu' 'nak akau?" tanya Mandugo pula. Terdengar pula jawaban mendengus.

" Tuu' baduo atau saurang?"

" Uwo00,..." jawabnya, maksudnya ia berdua.

Mandugo membakar rokok sitaka be8ar yang dibuatnya tadi