Halaman:ADH 0005 A. Damhoeri - Misteri Rimba Mangkisi.pdf/43

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

- 39 -

Dalam berçakap-çakap ke barat dan ke timur entah bagaimana pembicaraan mereka terpasah kepada Urang Gadang.

" Datuk percaya ada Urang Gadang itu?" tanya Mandugo.

" Entahlah mak, sebab saya belum pernah berjumpa dengan mereka."

" Nah, datuk harus percaya kepada saya. Sebagai Tuo Hutan saya mengetahui dan mengawasi semuanya, juga Urang Gadang. Mereka dapat saya perintah. Itulah tadi saya katakan. Bila saya perintahkan mereka bisa menghancurkan ladang datuk ini sama rata dengan tanah dalam tempoh hanya beberapa jam saja. Pondok datuk ini bisa menjadi kapal terbang di terbangkannya keudara.

Tetapi bila saya perintahkan mereka juga bisa membantu datuk menyiangi ladang ini. Dalam tempoh satu malam mereka bisa membersihkan ladang ini tanpa merusakkan batang gambir agak serumpun pun. Juga dengan harimau saya tidak takut. Bila saya baca jampi harimau itu maka salah seekor harimau itu akan datang. Kalau perlu saya bisa merecak punggungnya dan suruh antarkan kemana saya mau......"

Tu' Atin mendeceh-deceh mendengar obrolah Mandugo. Tidak disangkanya manusia sekecil itu tetapi punya wibawa sebesar itu. Pantas dia jadi Tuo Hutan yang mampu menaklukkan hutan dengan segala penghuninya. Tambah kagum dan hormat Tu' Atin kepada Tuo Hutan yang bertubuh kecil itu.

" Bagaimana caranya menemui Urang Gadang itu mak?"

" Gampang saja Tu'. Datuk ada tembakau?"

" Ada banyak."

" Nah, nanti malam boleh kita panggil, dan saya perkenalkan datuk kepadanya. Datuk bisa minta bantuan kepada mereka misalnya menyiangi Iadang, mencari rotan, mencari kayu, mengumpulkan batu dan sebagainya. Atau kalau datuk kepingin makan daging rusa boleh suruh dia menangkapnya. Asal tetap sedia tembakau, lain tak perlu."

Percakapan mereka tambah serius. Kekaguman Tu' Atin pada Mandugo kian memuncak.

" Tetapi dia tak mau mengganggu kita, mak?"

" O, tidak pernah, kecuali pada satu kali di Ampalu. "

" Bagaimana kisahnya, mak?"

" Ada sebuah rumah ditepi hutan yang selalu didatangi Urang Gadang itu, Kedatangannya selalu mința tembakau. Orang rumah itu sudah