Halaman:ADH 0005 A. Damhoeri - Misteri Rimba Mangkisi.pdf/41

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

- 37 -

cendawan kek, atau mau jadi santapan harimau, namun ia takkan kenyang memakan mamak......"

" Kamu jangan berkata begitu," kata si cebol pula yang darah panasnya sudan naik pula ke kepala, " kalau kamu berkeras kepala gambirmu ini bisa kuperintahkan supaya dihancurkan. Engkau harus tahu, aku sudah đidahulukan selangkah, ditinggikan setingkat dalam masalah ini," kata si kerdil dengan garangnya sambil betelekan pinggang pula.

" Peraturan dimana itu mamak?" tanya Tu' Atin.

" Peraturan daerah hutan dari gunung Sago sampai ke Rimba Mangkisi ini. Mana yang diluar tanah ulayat terkena oleh peraturan itu. Dan tanah ladangmu ini ku anggap tidak termasuk tanah ulayat. Aku tahu semuanya...."

" Rupanya mamak tidak kenal dengan saya yaaa?" tanya Tu' Atin pula.

" Masakan saya tak kenal, engkau bukankah si Atin? Dan gelaran datuk itu bukan hak pusakamu hanya karena engkau seorang dukun dan seorang pesilat...."

" Engkau juga tak kenal dengan kekuasaanku, dan kau boleh coba-coba melanggar kekuasaanku,......" Sebuah ancaman.

" Jadi apa yang harus saya perbuat sehingga saya tidak terganggu berladang disini?"

" Kau harus menating upeti denda... ."

" Apa itu?"

" Kambing seekor, beras tiga gantang, kain putih sekabung, dan uang se-piyak.... (sepiyak = mata uang yang nilainya 10 sen ).

" Enaknya mak! Saya sudah sekian bulan bekerja membuka ladang ini Pemerintah sendiri tidak berani menuntut apa-apa kepada saya. Sedang mamak yang sebesar ini berani berkata begini begitu, dan mengancam pula akan memusnahkan gambir saya yang sudah sekian lama saya kerjakan, Aturan apa pula itu? Berdenging-denging kuping saya mendengar ocehan mamak."

" Memang Pemerintah tak perlu tahu, tétapi ini adat turun temurun. Ini hukum adat. Kita arus tahu meletakkan sesuatu pada tempatnya. Dan kedudukan saya sudah turun temurun sejak keputusan ninik mamak dalam daerah Tebingtinggi....."

" Persetan semuanya itu, saya tidak mau membayar denda atau upeti itu, usahkan seekor kambing seekor anak ayam saya tak sudi.... Saya