Halaman:ADH 0005 A. Damhoeri - Misteri Rimba Mangkisi.pdf/37

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

- 33 -

sudah gampang saja menangkapnya. sebetulnya tanpa dituba ikan itu akan mudah saja menangkapnya. Şebab air sebelah hilir sudah mulai kering. Ikan-ikan mulai bergeleparan dalam palung sungai itu. Yang laki-laki turun kedalam air lalu menangkap ikan itu. Mana yang dapat dilemparkannya keluar. Yang perempuan mengumpulkannya. Dilonggokkannya ikan itu. Onggokan yang kecil makin lama semakin besar. Bermacam-macam jenis ikannya.

Air bertambah kecil, menangkep ikan bertambah mudah. Onggokan ikan semakin tinggi. Aduuh, alangkah banyaknya ikan itu! Bisa dikeringkan dan dijual nanti ke kota. Yang perempuan ikut pula masuk kedalam air dan menangkap ikan itu. Onggokan ikan semakin besar dan tinggi.

" Ha,...ha,...ha,.." terdengar suara ketawa. Bunyinya tak ubahnya dengan bahana bukit dalam hutan itu longsor. Tidak enak didengar, malah menakutkan. Yang ketawa ialah kedua manusia besar itu. Dengan seenaknya ia melangkahi sungai itu dan duduk berjongkok menghadapi tumpukan ikan itu. Mengapa mereka? Seekor demi seekor ikan itu dimasukkannya kedalam mulutnya dan dimakannya. Keduanya saling berebutan. Ikan mentah saja.

Dilihat dari jauh tak ubahnya dua bongkah batu besar berbentuk patung. Hidup dan selalu bergerak. Tangannya tak hentinya bergerak memasukkan ikan kedalam mulutnya. Hampir tak dikunyah lagi, hanya ditelan saja. Dan dalam tempoh yang singkat ikan sebesar bukit kecil itu sudah musnah. Masuk kedalam perut kedua manusia raksasa itu. Terdengar suara sendawa ibarat guntur.

Kedua orang itu memandang saja dengan mulut ternganga melongo melihat rakusnya kedua mereka makan. Hampir-hampir saja menangis karena mereka sudah gembira mendapat ikan sebanyak itu. Kini amblas semuanya. Kemudian keduanya bangkit melangkahi sungai itu dan hilang dibalik semak belukar.

" Biar, kita tangkap lagi ikannya, " kata yang laki-laki. Dalam Bungai itu masih bergeleperan banyak sekali ikan-ikan. Maka mulailah membawa sebuah karung. Ikan mereka menangkap ikan lagi. Untung mereka itu dimasukkannya kedalam karung itu. Makin lama karung itu makin penuh

Lalu mereka bersiap-siap akan berangkat. Yang laki-laki mengiket mulut karung itu. Lalu berangkatlan mereka. Tetapi tiba-tiba terdenger suara: "Heeeei.. ..ti...lu,..." ( Hai nanti dulu ). Dan entah dari