Halaman:ADH 0005 A. Damhoeri - Misteri Rimba Mangkisi.pdf/30

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

- 26 -

sebabnya pohon besar itu tumbang tidak diketahui dengan pasti. Apakan sebab urat-uratnya bobrok dan mati, atau ditiup angin kencang, atau karena kulitnya dimamah binatang-binatang, tidak dapat diterangkan dengan jelas. Namun dalam hutan itu mati satu akan tumbuh seribu. Ya, sebagai dalam dunia manusia juga.

Pohon tumbang seperti itu ada yang lama kelamaan hancur menjadi tanah. Tetapi ada pula yang hanya kulitnya saja yang rusak, daging kayunya tetap utuh. Malahan ada pula sudah sekian tahun roboh, keadaannya tetap seperti itu saja tidak rusak sedikitpun oleh gangguan alam. Memang aneh.

Kita turutkan perjalanan Janir.

Janir sampai disebuah alur diantara dua buah bukit kecil. Alur itu kelihatannya pasar dan mungkin merupakan palung sebuah sungai kecil. Bila musim hujan akan berair. Kiri kanan alur itu banyak pohon yang besar dan tinggi-tinggi. Tinggi besar menjulang kelangit. Ada juga yang sudah roboh. Ibarat manusia sudah sampai kepada ajalnya. Namun pobon mati tidak dikuburkan, tetap terhantar disana sampai bertahun-tahun. Sebagai dikatakan diatas macam-macam sebabnya.

Akhirnya Janir melihat lagi sebatang pohon yang roboh membelintang dalam alur itu. Besarnya hampir sebatang kelapa. Mungkin sudah lama robohny sebab diatas pohon tumbang itu sudah tumbuh cendawan, lumut, malahan perdu-perdu kecil, Janit sangat merasa tertarik dengan batang kayu itu. Ciri-ciri mengandung garu ada dilihatnya. Kalau ada waaah, barangkali lebih dari tiga kilo beratnya. Mereka akan jadi orang kaya mendadak. Namun Janir belum akan memberi tahukan kepada teman-temannya. Ia hanya akan memerikan keadaan pohon itu dan memeriksa adakah tersimpan garu dalamnya. Kalau memang ada akan dibiarkannya dan ditandainya. Kemudian baru dia datang kesana sendirian dan mengambil garunya, Persetan dengan kawan-kawannya itu. Sebab penemuan ini olehnya sendirian masakan hasilnya bukan dibagi empat. Bodoh!

Janir mendaki keatas untuk memeriksa pohon itu. Dicabutnya parangnya ditetaknya pohon itu sedikit. Dengan heran Janir melihat bahwa pohon itu masih mengeluarkan getah. Padahal entah sudah berapa tahun pohon itu tergolek disana. Biasanya pohon yang ada garu yang bersifat demikian. Janir menenangkan pikirannya sesaat. Iapun mulai berkhayal. Tepekan uang kertas yang tidak sedikit. Ia akan mengganți rumahnya. Membeli kerbau