Halaman:ADH 0005 A. Damhoeri - Misteri Rimba Mangkisi.pdf/24

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

- 20 -

" O, perkara si Uning lari kawin ke Pangkalan Kota Baru?"

" Bukan,..bukan itu. Kata Jakhtar dalam hutan ini ada orang yang tingginya tiga meter..."

" Urang Gadang?" ulas isterinya.

" Eh, kau tahu?"

" Masakan orang yang biasa masuk hutan tak pernah mendengar tentang Urang Gadang. Datuk tentu tahu juga..."

" Saya belum pernah mendengar, itulah baru."

Ah, masa! Barangkali itu cerita dongeng."

" Bukan dongeng. Sudah banyak orang yang mendengarnya ataupun menemukan jejaknya. Tetapi heran datuk yang selalu sendirian dalam rimba tak pernah mendengarnya."

" Ya, inilah baru saya mendengarnya."

" Dan datuk tidak takut dengan makhluk itu?"

" Perlu apa takut? Bukankah dia tidak memusuhi kita dan tidak merugikan kita?"

" Jadi datuk tidak takut?"

" Tidak ada apa-apa yang saya takutkan, hanya saya takut kepada Allah....."

Sebentar kemudian Tu' Atin berkata pula:

" Aku idak mendustakan ceritamu, Tina! Aku tahu sebuah cerita pula tentang Urang Gadang itu, tetapi tinggalnya dalam negeri bukan dalam hutan sebagai Urang Gadang-mu."

" Dimana?" tanya isterinya.

" Di sebuah negari didaerah Batu Sangkar ada sebuah desa bernama Tabek. Disitu ada sebuah balai adat yang dinamakan: Balai Saruang, karena terjadi dari satu ruangan Baja. Arsiteknya mengatap balai itu dengan mencangkung, jadi pakai tangga macam kita....."

" Aduh alangkah tingginya tukang balai itu," tukas isterinya.

" Jauh lebih tinggi dari Urang Gadang mu tadi. Tukang ini tingginya hampir empat meter. Masih dapat dilihat kuburannya di Pariangan Padangpanjang. Nama tukang itu Tun Tejo Garhano."

Tina mendeceh-deceh keheranan.

.///.

tidak