- 15 -
ngannya sendiri. Kita mengetahuinya Muhammad itu bukanlah seorang pujangga. Usahkan seorang pujangga malahan tulis baca saja dia tidak becus. Dia toh seorang yang buta huruf. Di tenggekkan huruf mim sebesar unta didepan hidungnya dia takkan tahu membacanya. Samakanlah ayat-ayat yang dibacakan Muhammad dan masih paling tinggi nilainya dari syair seorang pujangga yang paling pintar di tanah Arab ini."
" Tidak heran ya Walid sebab dia seorang tukang sihir....." menyeletuk seorang lagi. Tetapi kata-katanya menghilang begitu saja. Hanya ada yang memberi komentar lagi:
" Saya kira Muhammad itu seorang gila, hai Walid!"
Walid bin Mugirah tersenyum:
" Ucapan saudara itu terlebih lagi tidak benarnya. Malahan mungkin saudaralah yang gila atau sinting. Kita semuanya mengetahui tindak laku orang gila, bukan? Ia memburu-buru orang dengan mata mendelik delik, kata-katanya tidak keruan menceracau saja satu patahpun kita tak mengerti, Ia melempar-lempari orang, makan yang kotor-kotor dan tingkah lakunya aneh-aneh tidak sama dengan manusia yang normal. Padahal kata-kata yang di ucapkan Muhammad sangat teratur, indah dan berarti susunan kata-katanya dan tinggi nilai maknanya. Bila sekali kita mendengarnya pastilah kita akan tertarik. Orang gila mana yang bisa berbuat demikian?"
Yang lain lalu berdiri dan angkat bicara pula: