Halaman:ADH 0003 A. Damhoeri - Khautul Kulus.pdf/19

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

-11-

nya. Kemudian peti itu ditimbuni mereka. Ganim menaksir takkan lebih satu hasta peti itu ditimbun mereka. Setelah di datarkannya dan memperhatikan sejenak lalu ketiganya mengirap dari tempat ini.

 Fajar mulai menyingsing di ufuk timur. Suasana sudah semakin terang. Ganim turun lambat-lambat dari tempat persembunyiannya. Ia segera ingin pulang cepat-cepat karena merasa sangsi atas harta bendanya. Tetapi mendadak timbul keinginannya untuk mengetahui apakah yang di kuburkan orang-orang itu tadi. Keinginan itu semakin kuat sehingga ia berdiri menghadapi bekas lubang penggalian tadi. Di perhatikannya sekitarnya. Masih sunyi sepi, apalagi tempat itu agak jenuh dari jalan besar. Dan daerahnya berpagar tembok pula. Hanya pintu gerbang saja yang terbuka. Dan memang kawasan itu sebuah daerah perkuburan mungkin tidak dipergunakan lagi sebab sudah penuh.

 Ganim melihat berkeliling mencari-cari sesuatu benda yang dapat dipergunakan untuk menggali tanah penimbun peti itu. Untung benar tersandar dekat bangunan itu dilihatnya ada sebuah sekop, barangkali kepunyaan tiga orang semalam atau sudah lama disana. Itu dia tidak peduli. Dengan sekop itu Ganim dapat bekerja menggali timbunan tanah tadi. Tidak lama juga dia bekerja dan kelihatanlah tutup peti itu. Takahnya sebagai keranda orang mati. Timbul juga kekuatiran dan ketakutan Ganim. Hampir saja tanah galian itu ditimbunkannya pula tetapi segores pikiran memancar kedalam hatinya. Ia memang mempunyai sifat ingin mengetahui akhir sebuah pekerjaan.