Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/8

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

- 4 -

Jadi kita yang duduk di bangku Sekolah Dasar sekarang kemudian hari belum dapat dibayangkan jadi apa. Bergantung pada cita-cita kita. Dan pada usaha kita mencapai cita-cita itu. Mungkin kita akan menjadi seorang importir, atau seorang sopir, atau pilot pesawat terbang, atau menjadi seorang petani, atau menjadi seorang dokter dan tidak mustahil menjadi seorang menteri. Atau mungkin akan menjadi seorang pemalas, seorang tukang gunting, atau malahan mungkin menjadi seorang ..... penjahat. Disinilah perlunya pendidikan.

Papa Lis berkisah: (dulu papa menjadi guru).

Pada suatu kali papa ngomong-ngomong dengan seorang Bupati. Heeh, tahu-tahu rupanya pak Bupati itu dahulu murid papa. Ada pula murid papa yang menjadi seorang Kolonel. Tetapi ada pula murid papa yang menjadi seorang tukang sepatu, yah ada pula yang menjadi tukang tambal sepatu. Sampai sekarang ia masih melakukan pekerjaannya sehari-hari di kota Payakumbuh.

Dan pada suatu kali papa berkunjung ke kota buaya, akh yang Lis maksud kota Surabaya. Disana papa berjumpa dengan seorang bekas muridnya yang sudah menjadi seorang anemer besar dan kaya. Seorang adik pak Menteri P. dan K. - pada waktu kisah ini ditulis Dr Doed Joesoef,- bernama Suleman Jusuf ialah bekas murid papa juga. Ia kini menjabat kepala Archeologi di Museum Negara Jakarta.

Baiklah Lis melanjutkan kisah ini dengan menceritakan tentang keluarga Lis. Terutama tentang papa. Papa dulu sebagai dikatakan diatas tadi dulu seorang pegawai negeri. Sekarang beliau sudah pensiun, dan sudah lebih 10 tahun. Teman-teman dapat membayangkan sudah berapa tahun usia papa sekarang. Namun papa masih tetap segar bugar dan kuat. Beliau masih saja menyumbangkan karya-karyanya kepada masyarakat.