Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/73

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

- 69 -

antara tiang-tiangnya kira-kira tiga meter.

Ketika memasangnya terjadi sedikit kericuhan. Semua pekerja belum mempunyai pengalaman memasang pagar kawat berduri itu. Bagaimana menegangkannya sehingga pagar itu tegang dan tidak kendur. Beberapa orang yang ikut menyaksikannya memberikan saran-saran. Saran yang satu berbeda dengan saran yang lain. Dan anehnya semua mereka belum mempunyai pengalaman memasang pagar kawat berduri.

Akhirnya didapat juga suatu cara yang sederhana. Baik hasilnya dan cepat kerjanya. Kawat itu ditegangkan dengan 'kuku kambing' dilandaskan pada tiang. Seorang yang lain memakunya kuat-kuat pada tiangnya.

Setelah pagar selesai dipasang hati kami mulai merasa lega. Ternak-ternak yang dilepaskan di sebelah menyebelan ladang tidak dapat memasuki ladang kami dengan seenaknya. Pernah juga lembu-lembu itu mencoba menerobos kawat berduri itu. Ia mencium-cium dan mendekatkan moncongnya ke pagar itu. Ia seakan-akan berkata: "Hah apa pula ini? Kenapa aku tak bisa melewatinya? Ha, baik juga ku coba menyeruduk pagar aneh ini, di sebelah rumputnya kelihatan muda-muda....."

Si lembu berusaha memasukkan kepalanya ke sela-sela pagar itu. Dan "Sreeeet,..." hidungnya tercocok oleh duri pagar itu. Barangkali berdarah. Dengan meringis lembu itu menarikkan kepalanya kembali dengan hati-hati dan dalam hatinya ia seakan-akan berkata: "Persetan! Pagar apa pula ini yang bisa mencopot hidungku?" Ya, sedang penduduk belum kenal dengan pagar kawat berduri apalagi si lembu.

Maka jeralah lembu-lembu itu berusaha untuk memasuki ladang kami. Tetapi babi lebih pintar dari lembu. Malam-malam mereka bisa memasuki ladang dan berkeliaran seenaknya dalam ladang.