Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/67

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

- 63 -

Marah. Lalu melapor disana. Kemudian berarak pula ramai-ramai menuju perangkap yang sudah tersedia. Harimau yang bersalah disuruh masuk kedalam perangkap. Pintu penjara akan bingkas dan kawanan harimau lainnya akan mengucapkan salam perpisahan kepada temannya:

"Selamat tinggal kawan, bayarlah utangmu!"

Bayangkan kalau sempat berpapasan dengan pawai harimau dari rimba Mangkisi itu! Kentut akan berletusan karena lari, akan tidak tampak, dan sebagainya, dan sebagainya. Atau mungkin akan lemah tak berdaya terjerembab tidak sanggup lagi melangkahkan kaki, lumpuh lunglai. Kena 'pegaring' harimau kata orang.

Berapa ekor harimau yang akan ikut berarak-arak itu Lis tidak tahu. Sebab dalam rimba Mangkisi itu belum pernah diadakan sensus harimau. Tidak seperti di Ujung Kulon, cagar alam di ujung barat pulau Jawa. Konon kabarnya disana hanya tinggal lima ekor harimau saja lagi.

Demikianlah penduduk desa menunggu. Apakah mantera gaib Mak Marah masih manjur dan mempunyai tenaga gaib yang kuat untuk memanggil sang harimau yang bersalah itu. Kita tunggu saja hari mainnya.


.//.