Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/62

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

- 58 -

Bila ada durian jatuh lalu saling rebutan dengan harimau.
Ini terjadi bila durian mulai 'langkeh'. Langkeh maksudnya buah durian itu tak berapa lagi tinggal di dahan-dahannya.

Maka menurut kepercayaan orang kalau seekor harimau sudah berutang ia harus membayarnya. Kini ia sudah berutang. Anak kerbau gemuk milik pak Jakhtar sudah diterkamnya. Walau tidak sempat dimakannya tetapi anak kerbau itu mati. Sebab itu sang macan sudah berutang. Berapa rupiah? Tentu saja sang harimau tidak kenal dengan mata uang. Ia tak pernah membayar harga ternak-ternak yang pernah dijadikannya mangsanya. Tetapi kalau ia sudah bersalah, misalnya menangkap seekor kambing, atau kerbau, sang macan harus membayar utangnya. Tunai! Tidak boleh pakai bon segala. Dan bagaimana caranya?

Jika ada binatang ternak menjadi mangsa harimau orang akan mendatangi pawang harimau. Di desa kami masih ada seorang pawang harimau itu. Namanya Marah. Lengkapnya Marah Kincir, sebab ia tinggal di kincir. Itu hanya untuk membedakannya saja. Sebab ada orang bernama Marah yang lain.

Pawang Marah ini sudah terkenal bahkan sampai keluar daerah kami. Sebagai sudah dikisahkan diatas bahwa di Padang Mengatas ada sebuah peternakan yang besar. Disana dipelihara lembu banyak sekali. Lembu itu dilepaskan begitu saja di padang-padang yang luas di lereng gunung Sago itu. Sebelah keatas padang rumput itu ialah hutan rimba belantara.

Untuk menjaga supaya lembu itu jangan diganggu binatang buas terutama harimau dibuat pagar kawat berduri sepanjang tepi padang rumput itu. Cukup rapat dan cukup tinggi. Hampir lima meter tingginya.

Tetapi akhirnya lembu itu hilang juga. Seekor demi seekor. Rupanya diterkam harimau pada siang bolong. Orang takjub memikirkannya. Bagaimana harimau sanggup melompati pagar kawat ber-