Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/39

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

- 35 -

innya.

Sesudah siap dibawalah ke desa dengan jalan menjunjungnya diatas kepala. Heran kita melihat tenaga anak arit itu. Pekayuan seberat itu dengan seenaknya dijunjung diatas kepala dan dibawa dalam jarak berkilo meter.

Jadi di bekas tanah peladangan Tu' Layau itu semak belukar yang rapat yang ada. Pohon yang agak besar hanya satu-satu. Berjenis-jenis pula nama-nama kayu yang tumbuh dalam rimba belukar itu. Yang Lis ketahui tidak berapa macam, antaranya: jirak, palangeh, laban, kasai-kasai, sapek, mahang, bangalan, cemantung, kubung, juluk-juluk hantu, damang, kandung, kangkung musang, puar, d.l.l. Antaranya terdapat pula petai dan jaring (jengkol), cempedak dan durian.

Sifat-sifat kayu itu bermacam-macam pula.

Damang, kayunya keras, tidak lurus, tetapi gampang dibelah baik sekali dijadikan kayu api.

Kandung, kayunya lunak tidak baik dipakai untuk ramuan. Biasanya kayu itu dijadikan membuat perangkap harimau.

Jirak, kayunya lurus-lurus baik untuk membuat pagar.

Cemantung, daunnya luou, sebelah bewarna hijau dan sebelah yang lainnya bewarna putih.

Demikianlah setiap jenis kayu itu mempunyai sifat yang berbeda-beda.

Ada lagi sebangsa suluran yang namanya 'unak' (onak). Onak ini berduri yang kait mengait. Dan puluhan akar-akaran, suluran yang menjerait di pohon-pohon kayu. Ada sejenis akar yang besar. Kalau tumbuhnya disini, maka ujungnya berada kira-kira lima puluh meter dari tempat tumbuhnya. Kadang-kadang bentuknya seperti seekor ular besar.

***