Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/38

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

- 34 -

Itulah dulu bekas ladang gambir Tu' Layau, nenek moyang kami. Gambirnya beberapa batang masih ada. Bekas-bekas pondok tempat 'mengampo' gambir itu masih ada. Disana sini terdapat ngalau-ngalau kecil yang dijelujuri akar-akar dan urat-urat batang beringin.

Sekarang bekas ladang gambir itu sudah menjadi rimba kembali. Semak belukarnya amat rapat sehingga sukar untuk dimasuki. Orang merasa takut dan ngeri untuk menjelajah daerah rimba itu. Sebab pada lazimnya rimba itu banyak didiami oleh berbagai binatang buas. Juga ular. Binatang buasnya yang paling ditakuti ialah harimau alias macan. Ularnya yang paling besar ialah: ular sanca. Kalau sudah lanjut umurnya ular sanca itu bisa mencapai sebesar batang pinang malahan ada yang sampai sebesar pohon kelapa. Hiiiih, sungguh mengerikan!

Selain itu binatang-binatangnya ialah: babi. Babi termasuk warga hutan yang paling banyak sensusnya. Jenis binatang ini termasuk perusak yang nomor wahid. Bila malam tiba mereka datang berombongan. Dan hancur musnahlah singkong, pisang atau apa saja yang ditanam penduduk desa dalam kebunnya.

Itulah kini yang menyelimuti lereng bukit yang tidak berapa tunggang itu. Berbagai jenis kayu, sulur-suluran dalam berbagai bentuk dan tingginya tumbuh dengan suburnya.

Tetapi kayu-kayuan ini hanya baik untuk dijadikan kayu api. Untuk mendapat kayu yang dapat dijadikan ramuan harus masuk hutan lebih jauh lagi. Apalagi mencari kayu yang terbilang baik yang bernama 'banio'.

Berat juga pekerjaan mengolah pekayuan itu. Kayu yang sudah layak dijadikan pekayuan di tebang. Kemudian di potong-potong. Lalu dinaikkan keatas galangan. Diatas galangan itulah kayu itu di arit. Untuk dijadikan tonggak, papan, dan pekayuan la-