Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/23

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

- 19 -

umpan itu akan disambarnya dan ditarikkannya kedalam 'istananya'. Maksud akan dimakan ber santai-santai, tetapi celakanya santapan enak itu terlekat pada mata pancing yang sudah melekat di bibirnya.

Kita merasakan tali pancing disentakkan dengan cepat dan kuat. Jangan lekas-lekas disentak sebab tali pancing bisa putus. Turutkan saja. Kemudian baru ditarik pelan pelan, dan si belut akan membalas menarikkan pula kedalam lubangnya. Kita menarik dan belut menarik pula. Si belut akan bertahan, emoh ditarik keluar. la bertahan dengan membelit-belitkan ekornya barangkali pada sepotong kayu atau apa-apanya dalam liangnya.

Saling bertarik-tarikan itu akan makan tempoh beberapa menit lamanya. Sampai akhirya binatang itu melemah dan tersentak keluar. Akan kelihatanlah moncongnya yang runcing, dua matanya yang kecil dan pelan-pelan tubuhnya yang bulat panjang sampai habis semua badannya keluar. Si belut akan menggeleong-geleong sebagai suatu perotes yang takkan berhasil. Sebab si pengail tentu saja takkan sudi melepaskan tangkapannya.

Nah, kini asil pertempuran: 1 : 0 bagi belut yang sial itu. Sampai diluar kepalanya dipukul sampai belutnya mampus. Kemudian perutnya dirobek panjang isi perutnya dikeluarkan. Kemudian cari lagi yang lain.

Dalam sehari jika nasib lagi mujur bisa dapat sampai lima ekor atau lebih.

Uda Men pernah mengail belut dan mendapat seekor belut yang luar biasa besarnya. Besarnya sebesar pergelangan orang dewasa dan panjangnya hampir satu meter. Agaknya nenek-nenek, atau kakek-kakek belut dalam tebat itu. Tak tahu kita berapa umurnya. Lis mengira itulah belut yang paling besar diatas dunia ini.

Pengalaman yang tak kalah menariknya ialah menangkap ikan