Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/14

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

- 10 -

yang didiami manusia. Yang ada hanyalah sebuah berkas desa yang pernah di huni manusia. Entah pabila masanya. Tetapi tentu sudah lama sekali. Sekarang masih dapat dilihat di tempat itu bekas-bekas perumahan, tebat-tebat ikan, kuburan, dan tanda-tanda bahwa disitu dahulu ada sebuah negeri yang di diami oleh manusia. Kemudian tempat itu ditinggalkan dan semua penduduknya pindah ketempat yang lebih baik. Ialah ke daerah yang sudah Lis ceritakan diatas tadi.

Pada zaman sekarang banyak juga orang datang ke Subayang itu. Untuk mencari kayu perumahan, mencari ikan di batang Subayang itu. Ikannya banyak sekali, Maklum jarang di tangkap orang.

Waktu Lis membuat kisah ini daerah Subayang itu sedang ramai pula di kunjungi orang. Bukan mencari kayu, tidak mencari hasil hutan lainnya dan tidak pula untuk menangkap ikan. Mereka sedang ramai-ramai mencari 'garu'. Garu itu sejenis bahan yang terdapat dalam kayu. Kalau dibakar baunya wangi sekali. Tetapi mencarinya sukar sekali. Garu itu terletak dalam batang-batang kayu yang besar. Sehingga pohon-pohon raksasa itu harus ditebang dan di belah-belah mencari garu-nya. Kadang-kadang ada ditemui sedikit. Seringkali hampa saja. Tetapi pernah juga orang mendapatnya dalam jumlah yang banyak. Sampai ber kilo-kilo. Harga garu itu mahal sekali.

Ada sebuah pemeo:

Sudah gaharu, cendana pula,
Sudah tahu bertanya pula.

Gaharu inilah agaknya yang dicari mereka. Kayu itu harum baunya, banyak dipergunakan orang Cina. Dalam bahasa Latin,- bahasa orang ahli ilmu,- dinamakan 'aquilaria malaccensis'.

Suatu kesimpulan yang didapat ialah: Bahwa bumi tanah air kita tercinta ini banyak sekali mengandung kekayaan yang belum