kolonial, maka usaha-usaha riset dalam masa pendjadjahan pada dasarnja ditudjukan guna kepentingan politik tersebut. Riset dalam bidang pertanian misalnja, terutama ditudjukan pada usaha-usaha memperbaiki dan memperbanjak produksi hasil-hasil perkebunan Belanda dan asing untuk ekspor seperti teh, kopi, kina, karet dan sebagainja. Akan tetapi dibidang lainnja, seperti kesehatan, geologi, vulkanologi, dan ilmu purbakala terdapat djuga kemadjuan-kemadjuan riset jang memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pengetahuan tentang sumber alam Indonesia.
Sebagai akibat daripada politik pendidikan kolonial, maka hampir seluruh kegiatan" riset diselenggarakan oleh sardjana-sardjana Belanda dan asing. Hal ini terutama disebabkan karena hampir tidak adanja kesernpatan bagi Bangsa Indonesia untuk memasuki Perguruan Tinggi. Sekolah tinggi jang pertama jaitu „Technische Hogeschool” di Bandung baru dibentuk dalam tahun 1920 jang kemudian disusul dengan didirikannja „Rechts Hogeschool” di Djakarta pada tahun 1924 dan „Genecskundige Hogeschool” djuga di Djakarta pada tahun 1927.
Dalam daftar jang dimuat dalam „Science and Scientists in the Netherlands Indies” (1945) tertjantum 1320 nama ahli Belanda dan hanja 110 ahli Indonesia jang bekerdja dalam bidang riset sebelum masa pendudukan Djepang.
Akibat politik kolonial tersebut sangat mempengaruhi usaha-usaha riset jang diselenggarakan sesudah kemerdekaan. Dalam negara jang masih muda usianja jang menghadapi masalah-masalah sangat besar dan multikompleks dalam pembangunannja, maka riset sebagai suatu usaha nasional terpaksa diselenggarakan dalam keadaan dimana fasilitas-fasilitas riset — seperti tenaga ahli, alat-alat ilmiah dan dana — masih ada dalam serba kekurangan. Pemerintah jang memahami tentang besarnja peranan ilmu pengetahuan dan teknologi berpendapat bahwa untuk dapat mentjapai hasil-hasil riset jang bermutu tinggi, maka fasilitas-fasilitas jang terbatas itu harus dapat dikerahkan dan dikembangkan dengan efektif dan produktif.
Perhatian terutama harus diberikan kepada usaha-usaha memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli, alat-alat dan dana jang tjukup jang diperlukan untuk menggairahkan kegiatan-kegiatan riset dan wmemperkembangkan bidang-bidang/ tjabang-tjabang ilmu pengetahuan baru jang dihubungkan
241