LAMPIRAN B.
KONPERENSI PENDAHULUAN KONPERENSI BURUH ASIA-AFRIKA.
1. Persembangan Gagasan K.B.A.A.
Semendjak berhasilnja K.A.A: di Bandung pada tahun 1955 maka terasa perlu untuk mengadakan pula konperensi-konperensi A-A bagi lain-lain golongan, agar Japat diketemukan rentjana- rentjana dan tjara-tjara guna mengadakan tindakan jang seragam dan terkombinasi, dengan tudjuan untuk memetjahkan serta menjelesaikan masalah-masalah bersama jang timbul dinegeri-negeri baru di Asia dan Afrika.
Tjita-tjita untuk mengembangkan tindakan jang seragam dan terkombinasi telah direalisasikan dengan adanja:
— | Konperensi Mahasiswa A-A di Bandung (th. 1956). |
— | Konperensi Wartawan A-A di Tokyo (th. 1956). |
— | Konperensi Ahli Hukum A-A di New Delhi (th. 1957). |
— | Konperensi Solidaritas Rakjat A-A (th. 1958). |
— | Konperensi Ahli Hukum A-A di Conackry (th. 1961). |
— | Konperensi Solidaritas Rakjat A-A di Moshi (th. 1963). |
— | Konperensi Wartawan A-A di Djakarta (th. 1963). |
Djuga dikalangan buruh dirasakan pentingnja untuk mengadakan pertemuan antara Serikat-serikat Buruh A-A.
Di Indonesia sendiri S.B.-S.B. telah mempunjai gagasan itu sedjak 1954. Tetapi berhubung dengan kesukaran serta keadaan umum didunia, baru pada tahun 1962 gagasan K.B.A.A. mendapat bentuk-bentuk jang lebih njata.
2. Latar belakang politik.
Dalam waktu kurang lebih 20 tahun setelah Perang Dunia II telah lahir lebih dari 30 negara merdeka, jang terus menerus berusaha untuk membebaskan diri dari sisa-sisa terachir daripada imperialisme dan kolonialisme. Disamping itu rakjat-rakjat dibanjak daerah A-A terus berdjoang untuk mendapatkan kemerdekaannja serta membebaskan diri dari belenggu imperialisme dan kolonialisme.
Walaupun imperialisme dan kolonialisme telah mendapat pukulan-pukulan hebat, namun mereka masih berusaha untuk mempertahankan diri dan ingin berkuasa kembali.