ngeluaran dalam tahun-tahun pada waktu mana diadakan penjelidikan-penjelidikan itu.
Ditindjau dari sudut perdjoangan, fakta-fakta ini menundjukkan besarnja pengorbanan jang diberikan oleh kaum buruh untuk mempertahankan dan mensukseskan Revolusi Indonesia selama ini.
3. Usaha-usaha memperbaiki tingkat upah.
Untuk mengatasi atau mengurangi merosotnja daja beli upah/gadji itu baik buruh, maupun Pemerintah telah mengadakan berbagai usaha dan tindakan.
Pertama-tama, setjara umum telah lazim dipergunakan sistim tundjangan kemahalan, jang kadang-kadang djumlahnja sampai 2 kali atau lebih, dari upah/gadji pokok. Tundjangan kemahalan, chususnja sesudah Perang Dunia II, merupakan bagian mutlak dari upah/gadji disemua lapargan kerdja, Pemerintah maupun swasta.
Jang kedua adaiah, sebagian dari upah, diberikan dalam bentuk bahan-bahan keperluan rumah targga, seperti beras, gula,sabun, minjak tanah, dan sebagainja. Bagian natura dari upah ini sangat mengurangi besarnja tekaran inflasi pada upah/gadji.
Jang ketiga jalah, penjesuaian nilai upah riil dengan kenaikan harga biaja penghidupan setjara periodik terus-menerus (sliding scale sistem). Tidak banjak perusahaan-perusahaan jang mampu membajar upah sematjam itu, jaitu hanja terbatas pada sektor perminjakan asing sadja.
Dalam hubungan ini maka kenaikan-kenaikan harga lebih landjut akan menimbulkan makin besarnja perbedaan pengupahan disektor-sektor jang kuat dan jang kurang kuat. Oleh karena itu maka masalah perbedaan upah (wage differentials) jang timbul dewasa ini pada hakekatnja adalah salah satu akibat dari pada inflasi jang djuga mentjerminkan perbedaan kekuatan keuangan sektor-sektor atau perusahaan-perusahaan jang bersangkutan.
Untuk meningkatkan upah setjara langsung, Menteri Perburuhan telah 2 kali memberi andjuran untuk menaikkan upah bagi buruh swasta, jaitu:
- Tahun 1957, andjuran untuk menaikkan upah buruh sebesar 20% karena adanja kenaikan-kenaikan harga akibat dikeluarkannja Peraturan B.E. (Bukti Ekspor) pada waktu itu.
198