Berhubung dengan perkembangan masjarakat pendjadjahan jang telah berlangsung berabad-abad lamanja, maka perbedaan antara permintaan dan penawaran mengenai kwantitas dan kwalitas sangatlah menjolok. Tidak adanja keseimbangan itu tergambar pada sukarnja kaum buruh untuk segera menemukan lowongan jang ditjarinja, demikian pula sukarnja pengusaha untuk mendapatkan tenaga dengan keterampilan (skill) jang dibutuhkan. Maka dari itu diusahakan pelajanan agar sipentjari kerdja dengan tjepat dan tepat dapat menemui lowongan, demikian pula agar sipengusaha dengan tjepat dan tepat pula mendapat tenaga dengan sjarat-sjarat jang dibutuhkannja.
Di Indonesia Antar Kerdja jang tjepat dan tepat harus dapat memberantas dan mengganti peranan mandor-mandor, werkbaas-werkbaas dan makelar buruh, serta Kantor-kantor Antar Kerdja partikelir jang sering merugikan buruh.
Pekerdjaan Antar Kerdja mempunjai segi-segi teknis jang memerlukan keahlian teknis pula. Tehnik intervieuw misalnja dilakukan sedemikian rupa, hingga diperoleh gambaran jang djelas tentang bakat, pendidikan, pengalaman dan keinginan sipentjari kerdja. Petugas pengantar kerdja harus mempunjai pengetahuan jang luas dan mendalam tentang pelbagai djabatan dan sjarat-sjarat. Sebab tudjuan ialah menempatkan tenaga pada lowongan jang tepat.
Dari tahun 1950 sampai dengan 1955 angka-angka pendaftaran dan penempatan tenaga kerdja adalah sebagai berikut:
Tahun | Pentjari kerdja terdaftar |
Pentjari kerdja ditempatkan |
% |
1950 | 158.818 | 20.410 | 12,8 |
1951 | 169.301 | 26.006 | 15,3 |
1952 | 182.202 | 35.483 | 19,5 |
1953 | 151.029 | 22.223 | 14,1 |
1954 | 150.387 | 19.610 | 13,2 |
1955 | 164.230 | 20.154 | 13 |
Mengingat bahwa setiap tahunnja menurut taksiran lebih dari setengah djuta orang tenaga kerdja baru terdjun dalam pasarkerdja, belum terhitung djumlah penganggur jang kentara serta setengah penganggur (Biro Perantjangan Negara menaksir djumlah setengah penganggur antara 9 dan 12 djuta atau
142