survey jang terdiri dari wakil-wakil Departemen Dalam Negeri, Bank Koperasi Tani dan Nelajan dan Bank Indonesia jang bertugas untuk dalam waktu jang singkat menjelidiki dan menjarankan kedudukan dari bank-bank tersebut untuk selandjutnja.
Modal Swasta.
Pada masa pendjadjahan Belanda segala aktivitas perdagangan dan industri di Indonesia Jikuasai oleh modal swasta Belanda, jang didjalankan oleh perusahaan Belanda jang terkenal dengan nama the big five. Dan mereka ini mendapat backing financiering dari bank-bank Belanda (NHM, NHB, Escompto).
Karena perusahaan Belanda mempunjai organisasi jang luas setjara vertikal dan horizontal, maka boleh dikatakan segala aktivitas perdagangan dan industri dikuasai oleh modal swasta Belanda.
Tetapi lama-kelamaan keadaan mulai berobah terutama dalam bidang pengumpulan hasil-pasil kspor, mulai muntjul pedagang-pedagang bangsa Tionghoa, dan djuga sebagai pedagang perantara dalam bidang penjaluran kebutuhan masjarakat.
Karena orang-orang Tionghoa organisasi kerdjanja terlepas dari perusahaan-perusahaan Belanda, tentu mereka mentjari backing financiering jang lain, dan da'am hal ini mereka meminta bantuan kepada pedagang-pedagang Singapura. Dengan demikian usaha mereka mendjadi makin besar schingga pada saat itu, mereka sudah sanggup mendjual sendiri barang-barang ekspor Indonesia dan mendapatkan barang-barang dari luar negeri melalui Singapura.
Dengan demikian dalam pasar modal di Indonesia sudah terbentuk disatu fihak organized money market (NHB, NHM, Escompto, Javasche Bank), dan dilain fihak unorganized money market jaitu jang didalangi pedagang-pedagang Tionghoa Singapura.
Perusahaan-perusahaan Tionghoa di Indonesia makin berkembang pesat sehingga pedagang-pedagang itu sudah dapat meng-akumulasikan modal jang tjukup besar, sehingga unorganized money market makin memegang peranan dalam pasar modal di Indonesia.
Sedang modal swasta dari orang Indonesia hanja sedikit jang berkembang, ini terbukti dengan masih sedikitnja perusahaan-perusahaan nasional jang besar, seperti Dasaad Musim Concern, Rachman Tamin, Sidi Tando dan sebagainja.
90