dan sebagai O.P.S. batik beranggotakan perusahaan batik dengan tidak memandang siapa pemiliknja. Dalam masa rebutan dari kedua instansi pemerintah ini, G.K.B.I. bersama primernja setjara diam² dapat meneruskan usaha selaras dengan programnja sambil sewaktu-waktu,,mentolereer” kepada 2 instansi ini, sekalipun„ toleransi" ini tidak sedikit mengeluarkan biaja.
1962: 14. Dalam th. 1962 G.K.B.I. berhasil melaksanakan progamnja dengan membuka pabrik cambrics Medari. Kemudian tambah lagi badju baru ialah sebagai OPS Kimia Textil. Daerah tingkat I menuntut agar OPS — Batik membuka Perwakilannja, maka dibukalah kantor² Perwakilan OPS di Bandung, Semarang dan Surabaja.
1963: 15. Setelah Deklarasi Ekonomi (DEKON) diumumkan Maret 1963 dan disusul dengan reshuffle Kabinet Dwikora maka akibat jang terasa oleh G.K.B.I. ialah:
- Hak impor tunggal bahan baku batik ditjabut dan dialihkan ke PDN².
- Batas pengendalian harga tidak tegas.
- Kegiatan G.P.S. Textil dipindahkan ke Badan Musjawarah
Mesin Palet mengerdjakan hasil² dari mesin Ring-Spinning.
82