Untuk modal kerdja kekurangannja ditutup dengan kredit jang diterima dari GKBI dan pihak ketiga. Perkembangan simpanan RUKUN BATIK sedjak berdirinja sampai sekarang dapat dilihat pada daftar dibawah ini.
Tahun | Simp./Tjad. | Kekajaan Tetap | Kekajaan Lantjar | Pabrik | Inventasi G.K.B.I. |
---|---|---|---|---|---|
1958 | 7.162 | 673 | 2.471 | — | 7.009 |
1959 | 8.871 | 716 | 3.806 | 545 | 9.744 |
1960 | 11.829 | 661 | 4.850 | 571 | 12.079 |
1957 | 16.950 | 1.021 | 13.460 | 571 | 9.769 |
1965 | 902.639 | 11.832 | 148.279 | 138.844 | 395.678 |
1966 | 6.228 | 188 | 7.697 | 1.822 | 4.125 |
1967 | 6.108 | 127 | 8.305 | 3.005 | 4.628 |
*) Angka dalam ribuan rupiah.
2. Distribusi bahan baku batik:
Sedjak tahun 1949 CPBB/RUKUN BATIK telah menjalurkan bahan baku batik dari Pemerintah dan tahun 1950 sampai sekarang menjalurkan bahan baku dari GKBI. Mulai tahun 1955/1966 RUKUN BATIK selain menjalurkan bahan baku untuk anggotanja, djuga menjalurkan untuk pengusaha batik lainnja. Mulai awal 1967 hanja menjalurkan untuk anggotanja sadja lagi. Selain menjalurkan bahan² dari GKBI, djuga mengusahakan bahan² penolong dan hasil produksi pabrik sendiri.
Seluruh omzet RUKUN BATIK terdiri dari hasil pendjualan bahan² dari GKBI, usaha sendiri jaitu: bahan² penolong, hasil pabrik tekstil dan batik produksi anggota.
Perkembangan omzet dan sisa hasil usaha serta biaja dapat di lihat dalam daftar halaman 223.
3. Pemasaran batik:
RUKUN BATIK sedjak berdirinja aktip mentjarikan pemasaran batik anggotanja dan djuga pernah mempunjai Toko Batik sendiri di Tjiamis. Daerah pemasaran batik Tjiamis selain daerah Djawa Barat djuga tersebar keseluruh daerah Indonesia. Motif dan warna batik Tjiamis tjampuran antara motif² Banjumas, Jogja dan Solo,
224