Halaman:20 tahun G.K.B.I.pdf/184

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Omzet BATARI sampai tahun 1957 adalah hasil pendiualan seluruhnja pada pengusaha batik didaerah Karesidenan Surakarta, sedangkan omzet tahun 1965 adalah hasil pendjualan BATARI setelah mendjadi 10 Primer. Djatah jang diterima BATARI setelah petjah mendjadi 10 primer, tinggal hanja 3 % dari seluruh djatah GKBI tiap bulan .

3. Pemasaran batik:

Kegiatan untuk mentjarikan pemasaran batik, sedjak berdirinja PPBBS sampai mendjadi BATARI sebelum petjah dan sekarang ini, terus aktip. Bahkan sekarang ini BATARI sendiri membuka Toko Batik jang tempatnja disamping kantornja . Baik produksi Solo dan sekitarnja telah dikenal diseluruh Indonesia dan luar negeri.

Dewasa ini pemusatan pemasaran batik jang terbesar adalah Solo jang terkenal dengan Pasar Klewernja" dimana seluruh djenis batik mulai dari kasar sampai halus dan aneka djenis produksi dapat didjumpai. Dan djuga produksi2 dari daerah pembatikan lainnja di Djawa Tengah dan Djawa Timur banjak pemasarannja di Solo . Untuk tahun 1965/1967 pemasaran batik melalui BATARI mentjapai omzet masing2 :tahun 1965 sebesar Rp . 425.671.944 ,- tahun 1966 mentjapai sebesar Rp . 3.345.556,- dan th . 1967 mentjapai sebesar Rp . 237.275,

4. Pabrik Tekstil BATARI :

Batari sebagai satu anggota GKBI jang terbesar tadinja sedjak tahun 1953 sampai tahun 1961 , dalam hal rentjana mendirikan pabrik cambries untuk merealisasikan ijita? semula dari pengusaha batik ketinggalan dibandingkan dengan Primer2 lainnja di Pekalongan, Ponorogo . Semula rentjana pabrik ini akan selesai dalam tahun 1962 dengan kapasitas mesin tenun sebanjak 200 ATM dalam tahap pertama. Rentjana pemupukan simpanan untuk pembiajaan pabrik telah dimulai tahun 1957 dan dalam tahun 1959 telah dimulai membangun gedung pabrik. Gedung selesai dalam tahun 1962 dan rentjana peme sanan mesin serta devisa telah disediakan oleh Pemerintah. Rentjana ini tidak bisa dilaksanakan karena Pemerintah mentjabut izin devisa

yang telah diberikan , berhubung Pemerintah memerlukan devisa untuk perdjuangan Trikora mengembalikan Irian Barat kepangkuan Republik Indonesia. Rentjana ini baru bisa didjalankan kembali awal tahun 1964, dimana pemesanan mesin ” dari Djepang dimulai. Modal untuk pembiajaan Pabrik Tekstil Karangasem dimulai sediak BATARI

173